Pages

AU-DEC Aceh (Tanggapan mengenai LSM DEC)

Monday, February 23, 2015




LANGSA - Aceh Darurat Aqidah! Hal ini disampaikan Ketua Fraksi Golkar, Aminuddin, dalam rapat penyampaian tanggapan fraksi di DPR Aceh, Sabtu 31 Januari 2015. Fraksi Partai Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh mengatakan Provinsi Aceh sedang memasuki fase darurat aqidah. Pernyataan Ketua Fraksi Golkar tersebut, merujuk pada kegiatan misionaris yang kian terdeteksi di Aceh.

Bahkan beberapa waktu yang lalu, Ketua MPU Aceh Utara, Tgk. H. Mustafa Achmad, akrab disapa Abu Paloh Gadeng juga memperkiraan keberadaan lembaga asing itu jelas untuk mengkristenisasi warga Aceh. 

Seperti salah satu lembaga asing bernama Asociacion Uruguaya De Educacion Catolica (AUDEC). Terhadap lembaga itu, kini sudah ada selebaran tentang AUDEC di tengah-tengah masyarakat supaya tidak masuk lembaga tersebut. Dalam selebaran itu berisikan kalau dilihat dari kepanjangannya AUDEC adalah sebuah organisasi yang berasal dari Uruguay yang bergerak di bidang Pendidikan Agama Kristen Katolik.

Sementara itu, Sekretaris organisasi Development Committe (DEC), Ambo yang ditemui langsung wartawan dirumahnya Lr. Utama Kota Langsa, Senin (2/1), mengatakan bahwa DEC merupakan organisasi dunia yang bergerak di bidang kemanusiaan antara lain bidang lingkungan, kesehatan, pendidikan, insfratruktur dan hukum yang tidak ada bergerak di bidang agama.

"Mengenai logo memang pada lambangnya, kalau kita liat sekilas identik dengan palang salib. Tapi sebenarnya garis tengah itu adalah lambang kemanusiaan, sedangkan yang seperti matahari adalah penjuru angin seluruh dunia. Kemudian garis pinggir adalah lambang kebersamaan," terangnya.

"Arti logo itu adalah kebersamaan melakukan kemanusiaan di seluruh dunia sesuai dengan AD/ART dan Akta Notaris," jelasnya lagi.

Sedangkan menyangkut dengan logo yang menjadi kontroversi, bahkan ada yang menyebutnya identik dengan palang salib mirip simbol agama Kristen, maka DEC wilayah Kota Langsa akan merubahnya setelah dana cair. 

Setiap anggota, kata Ambo, saat ini masih dikatakan sebagai sukarelawan karena belum ada dana. Kemungkinan bulan. Februari ini akan cair. Rata-rata honor anggota sebesar Rp 1,8-2 juta/orang nantinya.

"Untuk Kota Langsa, anggota sudah cukup. Setiap desa 43 orang, anggota tersebar di 66 desa jumlahnya sekitar 3710 orang," kata pria berkacamata ini menerangkan.

"DEC untuk Indonesia kantor pusatnya berada di Bandung, DEC sendiri didanai dari Negara Swiss," demikian Ambo Sekretaris DEC Kota Langsa.(lintasaceh.com)

Lhokseumawe – Menanggapi penundaan sementara yang dilakukan oleh aparat Gampong Hagu Barat Laut Kota Lhokseumawe terhadap rencana program yang akan dilakukan oleh LSW-DEC, dengan alasan untuk mengetahui latarbelakang dan tujuan dari LSW-DEC. mendapat tanggapan dari ketua ADEC Mahmudi yang ditemui jurnalatjeh.com Senin, 9 Pebruari 2015 pukul 21.00 Wib.
Mahmudi masih menganggap wajar kekhawatiran dari warga Hagu Barat laut Kota Lhokseumawe, dirinya malah mempersilahkan siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana organisasi ini di jalankan dan sumber dana yang digunakan untuk membiayai program-program ADEC di seluruh Aceh nantinya.
Namun dirinya sangat menyayangkan tudingan yang tidak beralasan kepada AU-DEC sehingga menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat dan kini berimbas juga kepada LSW-DEC “Tudingan terhadap lembaga AU-DEC (Aceh Utara Development Comitee ) sebagai lembaga pemurtadan dan kristenisasi di Aceh sangatlah prematur dan tidak berasalan sama sekali, karena tidak ada sangkaut pautnya sama sekali dengan lembaga AUDEC (Asociation Uruguaya De Educacion Catolica) yang berbasis di Negara Uruguai “ katanya sat diwawancarai di sekretariat LSW-DEC Jln Pase , Lr Keupula No. 46 A Keude Aceh Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe .
Ditambahkan”Meskipun kami sudah klarifikasi di beberapa media massa, bahkan yang menyebarkan berita provokasi sudah membuat pernyataan maaf di media atas kesilapan dirinya menyebarkan berita fitnah tersebut, ternyata masih ada juga warga yang masih mencurigai, hal ini membuktikan bahwa berita fitnah dan stattement yang di keluarkan oleh seseorang tanpa konfirmasi langsung sangatlah merugikan, berita yang berisi fitnah akan lebih mudah diingat oleh masyarakat dari pada berita klarifikasi untuk meluruskan pemberitaan ” ungkapnya.
Akibat dari tudingan tidak berlasan tersebut sangatlah merugikan ADEC dan AU-DEC serta LSW-DEC serta DEC lainnya yang telah terbentuk seluruh Aceh, betapa tidak ada oknum-oknum tertentu yang mendatangi anggota AU-DEC yang berada dikabupaten Aceh Utara , dan meminta mereka untuk mengucapkan Kalimah Syahadat, ini sangat melukain perasaan orang lain, dan sebagai bentuk tudingan secara tidak langsung kepada anggota kami bahwa meragukan keislaman dari anggota kami yang nota bene adalah sebaga seorang i muslim dan warga Aceh” Katanya
“Jika memang demikian coba buktikan tudingan yang tidak beralasan tersebut, saya persilahkan untuk menunjukkan anggota AU-DEC yang sudah di kristenkan dan didangkalkan akidahnya oleh kegiatan AU-DEC di kabupaten Aceh Utara, bahkan di kabupaten lain juga boleh ” tantang Mahmudi
Pada akhir perbincangan dengan media ini dirinya meminta kepada anggota ADEC yang tersebar diseluruh kabupaten Kota di Aceh agar tidak terprovokasi dengan tudingan-tudingan yang dialamatkan ke AU-DEC, karena organisasi ini legal dan berbadan hukum, malah sudah tersebar diseluruh Indonesia, hanya di Kabupaten Aceh Utara saja mengalami hal yang kurang nyaman dan berimbas ke Lhokseumawe secara tidak langsung ” pungkasnya didampingi oleh Wakil Ketua LSW-DEC Andi dan Sekretaris Ivan serta Puluhan Anggota LSW-DEC lainnya(Jurnalatjeh.com)

No comments:

Post a Comment

 

Blogroll

Most Reading