LANGSA - Aceh Darurat Aqidah! Hal ini disampaikan Ketua
Fraksi Golkar, Aminuddin, dalam rapat penyampaian tanggapan fraksi di DPR Aceh,
Sabtu 31 Januari 2015. Fraksi Partai Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Aceh mengatakan Provinsi Aceh sedang memasuki fase darurat aqidah. Pernyataan
Ketua Fraksi Golkar tersebut, merujuk pada kegiatan misionaris yang kian
terdeteksi di Aceh.
Bahkan beberapa waktu yang lalu, Ketua
MPU Aceh Utara, Tgk. H. Mustafa Achmad, akrab disapa Abu Paloh Gadeng juga
memperkiraan keberadaan lembaga asing itu jelas untuk mengkristenisasi warga
Aceh.
Seperti salah satu lembaga asing bernama
Asociacion Uruguaya De Educacion Catolica (AUDEC). Terhadap lembaga itu, kini
sudah ada selebaran tentang AUDEC di tengah-tengah masyarakat supaya tidak
masuk lembaga tersebut. Dalam selebaran itu berisikan kalau dilihat dari
kepanjangannya AUDEC adalah sebuah organisasi yang berasal dari Uruguay yang
bergerak di bidang Pendidikan Agama Kristen Katolik.
Sementara itu, Sekretaris organisasi
Development Committe (DEC), Ambo yang ditemui langsung wartawan dirumahnya Lr.
Utama Kota Langsa, Senin (2/1), mengatakan bahwa DEC merupakan organisasi dunia
yang bergerak di bidang kemanusiaan antara lain bidang lingkungan, kesehatan,
pendidikan, insfratruktur dan hukum yang tidak ada bergerak di bidang agama.
"Mengenai logo memang pada
lambangnya, kalau kita liat sekilas identik dengan palang salib. Tapi
sebenarnya garis tengah itu adalah lambang kemanusiaan, sedangkan yang seperti
matahari adalah penjuru angin seluruh dunia. Kemudian garis pinggir adalah
lambang kebersamaan," terangnya.
"Arti logo itu adalah kebersamaan
melakukan kemanusiaan di seluruh dunia sesuai dengan AD/ART dan Akta
Notaris," jelasnya lagi.
Sedangkan menyangkut dengan logo yang
menjadi kontroversi, bahkan ada yang menyebutnya identik dengan palang salib
mirip simbol agama Kristen, maka DEC wilayah Kota Langsa akan merubahnya
setelah dana cair.
Setiap anggota, kata Ambo, saat ini
masih dikatakan sebagai sukarelawan karena belum ada dana. Kemungkinan bulan.
Februari ini akan cair. Rata-rata honor anggota sebesar Rp 1,8-2 juta/orang
nantinya.
"Untuk Kota Langsa, anggota sudah
cukup. Setiap desa 43 orang, anggota tersebar di 66 desa jumlahnya sekitar 3710
orang," kata pria berkacamata ini menerangkan.
"DEC untuk Indonesia kantor
pusatnya berada di Bandung, DEC sendiri didanai dari Negara Swiss,"
demikian Ambo Sekretaris DEC Kota Langsa.(lintasaceh.com)
Lhokseumawe – Menanggapi
penundaan sementara yang dilakukan oleh aparat Gampong Hagu Barat Laut Kota
Lhokseumawe terhadap rencana program yang akan dilakukan oleh LSW-DEC, dengan
alasan untuk mengetahui latarbelakang dan tujuan dari LSW-DEC. mendapat
tanggapan dari ketua ADEC Mahmudi yang ditemui jurnalatjeh.com Senin, 9 Pebruari
2015 pukul 21.00 Wib.
Mahmudi masih menganggap wajar kekhawatiran dari
warga Hagu Barat laut Kota Lhokseumawe, dirinya malah mempersilahkan siapa saja
yang ingin mengetahui bagaimana organisasi ini di jalankan dan sumber dana yang
digunakan untuk membiayai program-program ADEC di seluruh Aceh nantinya.
Namun dirinya sangat menyayangkan tudingan yang
tidak beralasan kepada AU-DEC sehingga menimbulkan persepsi negatif di tengah
masyarakat dan kini berimbas juga kepada LSW-DEC “Tudingan terhadap lembaga
AU-DEC (Aceh Utara Development Comitee ) sebagai lembaga pemurtadan dan
kristenisasi di Aceh sangatlah prematur dan tidak berasalan sama sekali, karena
tidak ada sangkaut pautnya sama sekali dengan lembaga AUDEC (Asociation
Uruguaya De Educacion Catolica) yang berbasis di Negara Uruguai “ katanya sat
diwawancarai di sekretariat LSW-DEC Jln Pase , Lr Keupula No. 46 A Keude Aceh
Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe .
Ditambahkan”Meskipun kami sudah klarifikasi di
beberapa media massa, bahkan yang menyebarkan berita provokasi sudah membuat
pernyataan maaf di media atas kesilapan dirinya menyebarkan berita fitnah
tersebut, ternyata masih ada juga warga yang masih mencurigai, hal ini
membuktikan bahwa berita fitnah dan stattement yang di keluarkan oleh seseorang
tanpa konfirmasi langsung sangatlah merugikan, berita yang berisi fitnah akan
lebih mudah diingat oleh masyarakat dari pada berita klarifikasi untuk
meluruskan pemberitaan ” ungkapnya.
Akibat dari tudingan tidak berlasan tersebut
sangatlah merugikan ADEC dan AU-DEC serta LSW-DEC serta DEC lainnya yang telah
terbentuk seluruh Aceh, betapa tidak ada oknum-oknum tertentu yang mendatangi
anggota AU-DEC yang berada dikabupaten Aceh Utara , dan meminta mereka untuk
mengucapkan Kalimah Syahadat, ini sangat melukain perasaan orang lain, dan
sebagai bentuk tudingan secara tidak langsung kepada anggota kami bahwa
meragukan keislaman dari anggota kami yang nota bene adalah sebaga seorang i
muslim dan warga Aceh” Katanya
“Jika memang demikian coba buktikan tudingan yang
tidak beralasan tersebut, saya persilahkan untuk menunjukkan anggota AU-DEC
yang sudah di kristenkan dan didangkalkan akidahnya oleh kegiatan AU-DEC di
kabupaten Aceh Utara, bahkan di kabupaten lain juga boleh ” tantang Mahmudi
Pada akhir perbincangan dengan media ini dirinya
meminta kepada anggota ADEC yang tersebar diseluruh kabupaten Kota di Aceh agar
tidak terprovokasi dengan tudingan-tudingan yang dialamatkan ke AU-DEC, karena
organisasi ini legal dan berbadan hukum, malah sudah tersebar diseluruh Indonesia,
hanya di Kabupaten Aceh Utara saja mengalami hal yang kurang nyaman dan
berimbas ke Lhokseumawe secara tidak langsung ” pungkasnya didampingi oleh
Wakil Ketua LSW-DEC Andi dan Sekretaris Ivan serta Puluhan Anggota LSW-DEC
lainnya(Jurnalatjeh.com)
No comments:
Post a Comment