Secara
umum, perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari dua
aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Dari aspek kuantitatif,
secara literal dapat dikatakan bahwa disertasi lebih berat bobot akademisnya
daripada tesis dan tesis lebih berat bobot akademisnya daripada skripsi.
Ketentuan ini hanya dapat diberlakukan untuk jenis karya ilmiah yang sama
(sama-sama hasil penelitian kuantitatif atau sama-sama hasil penelitian kualitatif;
dan dalam bidang studi yang sama pula (misalnya sama-sama tentang bahasa atau
sama-sama tentang ekonomi). Artinya, disertasi mencakup bahasan yang lebih
luas daripada tesis, dan tesis mencakup bahasan yang lebih luas atau lebih
dalam daripada skripsi. Namun ukuran kuantitas ini tidak dapat diberlakukan
jika skripsi, tesis, dan disertasi dibanding-bandingkan antarbidang studi
atau antarjenis penelitian. Oleh karena itu perbedaan skripsi, tesis, dan
disertasi biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantitatif, tetapi lebih
banyak dilihat dari aspek kualitatif.
|
Pada
dasarnya, aspek-aspek kualitatif yang membedakan skripsi, tesis, dan
disertasi dapat dikemukakan secara konseptual, namun sulit untuk dikemukakan
secara operasional. Berikut dikemukakan aspek-aspek yang dapat membedakan
skripsi, tesis, dan disertasi, terutama yang merupakan hasil penelitian
kuantitatif.
Aspek Permasalahan
Penulis
disertasi dituntut untuk mengarahkan permasalahan yang dibahas dalam
disertasinya agar temuannya dapat memberikan sumbangan "asli" bagi
ilmu pengetahuan, sedangkan penulis tesis diharapkan dapat menghasilkan
sesuatu yang memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Sumbangan yang
demikian itu tidak dituntut dari penulis skripsi.
Identifikasi
masalah untuk skripsi dapat didasarkan atas informasi dari koran, majalah,
buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan, akan tetapi
identifikasi masalah untuk tesis—terlebih lagi untuk disertasi—perlu
didasarkan atas teori-teori yang berasal dari sejumlah hipotesis yang telah
teruji. Masalah yang dikaji dalam skripsi cenderung pada masalah-masalah yang
bersifat penerapan ilmu, sedangkan dalam tesis dan disertasi harus cenderung
ke arah pengembangan ilmu.
Aspek Kajian Pustaka
Dalam
mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis skripsi hanya diharapkan untuk
menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan
penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama. Penulis tesis tidak hanya
diharapkan mengemukakan keterkaitannya saja, tetapi juga harus menyebutkan
secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian
lain yang sejenis. Penulis disertasi diharapkan dapat (a) mengidentifikasi
posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks
permasalahan yang lebih luas, (b) mengemukakan pendapat pribadinya setiap
kali membahas hasil-hasil penelitian lain yang dikajinya, (c) menggunakan
kepustakaan dari disiplin ilmu lain yang dapat memberikan implikasi terhadap
penelitian yang dilakukan, dan (d) memaparkan hasil pustakanya dalam kerangka
berpikir yang konseptual dengan cara yang sistematis.
Pustaka
yang dijadikan sumber acuan dalam kajian pustaka pada skripsi seyogyanya
menggunakan sumber primer dan dapat juga menggunakan sumber sekunder, namun
pustaka yang menjadi bahan acuan dalam tesis diharapkan berasal dari
sumber-sumber primer (hasil-hasil penelitian dalam laporan penelitian,
seminar hasil penelitian, dan jurnal-jurnal penelitian). Untuk disertasi,
penggunaan sumber primer merupakan keharusan.
Aspek Metodologi Penelitian
Penulis
skripsi dituntut untuk menyebutkan apakah sudah ada upaya untuk memperoleh
data penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen pengumpul data
yang valid. Bagi penulis tesis, penyebutan adanya upaya saja tidak cukup. Dia
harus menyertakan bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan untuk menyatakan
bahwa instrumen pengumpul data yang digunakan cukup valid. Bagi penulis
disertasi, bukti-bukti validitas instrumen pengumpul data harus dapat
diterima sebagai bukti-bukti yang tepat.
Dalam
skripsi, penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan
data tidak harus dikemukakan, sedangkan dalam tesis dan terlebih lagi dalam
disertasi penyimpangan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data harus
dikemukakan, beserta alasan-alasannya, sejauh mana penyimpangan tersebut, dan
sejauh mana penyimpangan tersebut masih dapat ditoleransi.
Asumsi-asumsi
yang dikemukakan dalam skripsi tidak harus diverifikasi dan tidak harus
disebutkan keterbatasan keberlakuannya, sedangkan asumsi-asumsi yang
dikemukakan dalam tesis, terlebih lagi dalam disertasi, harus diusahakan
verifikasinya dan juga harus dikemukakan keterbatasan keberlakuannya.
Dalam
penelitian kuantitatif, skripsi dapat mencakup satu variabel saja, tesis dua
variabel atau lebih, sedangkan disertasi harus mencakup lebih dari dua
variabel. Namun kriteria ini harus disesuaikan dengan permasalahan yang
dikaji. Dalam penelitian kualitatif, skripsi dapat ditulis berdasarkan studi
kasus tunggal dan dalam satu lokasi saja, sedangkan tesis dan terutama
disertasi seyogyanya didasarkan pada studi multikasus dan multisitus.
Aspek Hasil Penelitian
Hasil
penelitian yang dipaparkan dalam kesimpulan skripsi harus didukung oleh data
yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Dalam tesis dan disertasi,
hasil penelitian yang dikemukakan, selain didukung oleh data yang diperoleh
dari penelitian yang dilakukan, juga harus dibandingkan dengan hasil
penelitian lain yang sejenis. Oleh karena itu dalam tesis dan disertasi perlu
ada bab tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil penelitian. Bab yang
berisi pembahasan hasil penelitian diletakkan sesudah bab yang berisi sajian
hasil analisis data, sebelum bab yang berisi kesimpulan dan saran.
Pengajuan
saran pada bagian akhir skripsi tidak harus dilengkapi dengan argumentasi
yang didukung oleh hasil penelitian, sedangkan saran-saran yang dikemukakan
dalam tesis dan disertasi harus dilengkapi dengan argumentasi yang didukung
oleh hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan.
Hasil
penelitian skripsi yang ditulis dalam bentuk artikel hendaknya diarahkan
untuk dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang bermutu, sedangkan hasil
penelitian tesis dan disertasi harus memenuhi kualifikasi layak terbit dalam
jurnal ilmiah yang bermutu.
Aspek Kemandirian
Selain
didasarkan pada keempat aspek tersebut, skripsi, tesis, dan disertasi juga
dapat dibedakan berdasarkan tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses
pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah karya ilmiah. Secara umum dapat
dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan disertasi lebih mandiri
daripada tesis, dan proses penelitian dan penulisan tesis lebih mandiri
daripada skripsi. Secara kuantitatif dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Untuk disertasi kira-kira 90% dari naskah tersebut adalah karya asli
mahasiswa penulisnya, sedangkan sisanya (10%) merupakan cerminan dari
bantuan, bimbingan, serta arahan para dosen pembimbing. Untuk tesis,
persentase karya asli mahasiswa bisa lebih kecil daripada disertasi; dan
untuk skripsi, persentase karya asli mahasiswa bisa lebih kecil daripada
tesis.
No comments:
Post a Comment